TIADA TUHAN SELAIN ALLAH





Friday 22 April 2016

Kisah Menyesatkan Tentang Harut dan Marut

No comments:

Beberapa orang awam bahkan di kalangan masyarakat masih percaya bahwa dua sosok malaikat Harut dan Marut yang turun ke bumi adalah Malaikat yang kemudian tergoda melakukan maksiat, meminum minuman keras, menzinahi wanita dan membunuh anak kecil, dan kini menjalani hukuman gantung antara bumi dan langit hingga menunggu kiamat tiba.
Memang benar...kisah Harut dan Marut ini dikemas begitu apik, bahkan ada penjelasan semacam hadist Qudsi. Namun dalam perjalanannya hadist itu dinyatakan lemah. Ingin tahu cerita dan kisahnya dan tentang hadist dhoif itu, berikut bisa anda baca.
Seperti dikutip dari blog milik abang dani yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Wasitho, Lc. MA.
Kisah yang dianggap batil dan menyesatkan itu, bermula dari Ibnu Hibban rahimahullah berkata: telah menceritakan kepada kami Al-Hasan bin Sufyan, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abi Bukair, dari Zuhair bin Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi’, dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa Sallam bersabda:
Artinya:“Sesungguhnya Adam ketika ia diturunkan oleh Allah ke bumi, para malaikat berkata, “Wahai Rabb-ku, apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Mereka berkata, “Wahai Rabb kami, kami lebih taat kepadamu dari pada bani adam (manusia)”.
Allah berkata kepada para malaikat, “Datangkan kepadaku dua malaikat dari malaikat-malaikat yang ada sehingga keduanya diturunkan ke bumi dan kita lihat bagaimana keduanya berbuat?”.
Para malaikat berkata: “Wahai Rabb kami, turunkanlah Harut dan Marut”.
Kemudian keduanya pun diturunkan ke bumi, dan dinampakkanlah hiasan dunia kepada mereka berdua dalam bentuk seorang wanita yang paling cantik. Wanita itu pun datang kepada mereka berdua dan kedua malaikat itu meminta diri wanita tersebut (untuk disetubuhi, pent).
Sang wanita berkata, “Tidak !! Demi Allah, sampai kalian berdua mengucapkan kalimat syirik ini”.
Keduanya berkata, “Demi Allah, kami tidak akan berbuat syirik kepada Allah. Wanita itu pun meninggalkan mereka berdua. Kemudian wanita itu kembali dengan membawa seorang bayi, maka kedua malaikat itu kembali meminta diri sang wanita”.
Sang wanita berkata, “Tidak!! Demi Allah, sampai kalian membunuh bayi ini”.
Kedua malaikat itu berkata, “Demi Allah, kami tidak akan membunuhnya selamanya”.
Maka sang wanita pergi. Kemudian ia kembali lagi membawa segelas khamer. Kedua malaikat kembali meminta diri sang wanita. Maka sang wanita berkata, “Tidak!! Demi Allah, sampai kalian minum khamer ini”.
Akhirnya, keduanya pun meminum khamer tersebut, lalu keduanya mabuk sehingga keduanya menyetubuhi sang wanita itu, dan membunuh bayi. Tatkala keduanya sadar, sang wanita berkata, “Demi Allah, tidak satu pun yang kalian tinggalkan dari apa yang kalian abaikan di hadapanku, kecuali telah kalian lakukan ketika kalian mabuk. Keduanya pun diperintahkan untuk memilih siksa dunia atau siksa akhirat. Maka keduanya memilih siksa dunia”.
(HR. Ahmad dalam Al-Musnad II/134 no. 6178, Ibnu Hibban dalam Shahih-nya XIV/63 no.6186, Ibnu Abi ad-Dunya dalam Al-Uqubat no.222, Abd bin Humaid dalam Al-Muntakhab no.787, dan selainnya)
Derajat Hadits Lemah (Dhoif)
Nah, dari sinilah, Ustadz Muhammad Wasitho, Lc. MA menjelaskan:
Hadits ini BATIL. Tidak benar datangnya dari Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam. Syaikh Al-Albani berkata: “Hadits ini BATIL” (lihat Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah I/315 no.170). Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dalam ta’liq-nya terhadap Musnad Imam Ahmad berkata: “Isnad hadits ini dhaif (lemah), dan matannya batil” (Musnad Ahmad II/134).
Di dalam sanad hadits ini ada seorang perawi yang bernama Zuhair bin Muhammad At-Tamimiy Al-Marwaziy. Dia tsiqah (orang terpercaya), tapi biasa meriwayatkan hadits yang munkar, seperti hadits Harut dan Marut ini. Selain itu, gurunya yang bernama Musa bin Jubair, dia adalah seorang perawi hadits yang mastur (tidak jelas orangnya atau tidak diketahui jati dirinya). Intinya, hadits ini batil baik sanad, maupun matannya.
Dan hadits ini adalah termasuk berita isra’iliyyat (berita-berita yg datang dari Bani Israil) yang terambil dari Ka’ab Al-Ahbar sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah (I/315 no.170).
Larangan Menyebarkan Hadits Lemah Dan Palsu
Dengan demikian, kita tidak boleh mempercayainya apalagi menceritakan dan menyebarluaskannya kepada orang lain baik melalui lisan maupun tulisan di berbagai media cetak sperti koran, majalah, buku maupun media elektronik seperti internet (website/blog/facebook, twitter), radio, televisi, Blackberry Messenger atau lainnya. Agar kita bebas dari ancaman keras Nabi bagi para pemalsu hadits atau pendusta atas nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yaitu mempersiapkan tempat duduknya di dalam api neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadits yg mutawatir. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Artinya:
“Barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka hendaklah dia mengambil tempat duduknya dari api neraka” (HR Al Bukhari I/434 no.1229, Muslim I/10 no.3).
Kita diperbolehkan menyebarkan hadits ini dan hadits palsu dan batil lainnya kepada orang lain dengan tujuan menjelaskan kepalsuan/kedustaan dan kebatilannya kepada kaum muslimin dan memperingatkan mereka dari bahaya hadits-hadits dha’if dan palsu.
"Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan smg kita semakin berhati-hati dalam membaca hadits-hadits dan menuntut ilmu agama."
Ini penjelasan yang sebenarnya:
Kisah Harut dan Marut terdapat dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 102. Di akhir ayat, Allah pun memberikan peringatan dan hikmah dari kisah tersebut. “Dan, mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan, mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya, mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui.”
Ayat ini menjelaskan bahwa Harut Marut adalah dua malaikat yang diutus untuk memberikan kebajikan dan mengajar hal-hal yang sangat bermanfaat untuk manusia.
Ini paparannya:
Cerita bermula dari kondisi kota Babil. Negeri yang saat itu dipimpin Raja lalim Nebucadnezar. Negeri itu kacau balau, akibat sihir dan menyebabkan penyakit sampai membuat suami istri bercerai.
Raja Nebucadnezar juga menahan orang-orang Yahudi setelah menyerang Palestina. Tawanan tersebut pun mulai memainkan sihir saat tiba di Kota Babil. Yahudi memang dikenal sebagai bangsa yang sangat dekat dan mahir mempraktikkan ilmu sihir. Dengan pengetahuan sihir yang mumpuni, mereka kemudian menakut-nakuti warga Babil dengan membuat lingkaran besar sebagai lingkaran sihir.
Demi melenyapkan ketakutan warga akibat sihir, Harut dan Marut diutus:untuk mengajarkan sihir kepada warga Babil. Bukan untuk berbuat kejahatan, sihir yang diajarkan keduanya hanyalah untuk menjelaskan hakikat sihir.
Maka, Harut dan Marut pun turun ke bumi dan mendatangi warga Babil. Dimulailah tugas mereka untuk mengajarkan sihir. Ketika warga mendatangi mereka untuk mempelajari sihir, keduanya memperingatkan agar tak menyalahgunakannya untuk berbuat syirik.
Harut dan Marut pun kemudian menyampaikan ilmu dasar-dasar sihir dan cara melenyapkan lingkaran besar sihir yang dibuat Yahudi. Keduanya pun memperingatkan bahwa sihir merupakan hal yang dipelajari. Karena dipelajari, sihir tidaklah dapat memberikan manfaat ataupun mafsadat (kerusakan) bagi manusia kecuali dengan kehendak Allah.
Usailah tugas Harut dan Marut. Keduanya pun kembali ke langit. Hanya saja cerita itu disesatkan, apalagi warga Kota Babil justru tak mengikuti peringatan Harut dan Marut. Mereka justru berbuat kerusakan dengan ilmu sihir yang diajarkan keduanya. Maka, makin rusaklah negeri itu.
Kisah Harut dan Marut terdapat dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 102. Di akhir ayat, Allah pun memberikan peringatan dan hikmah dari kisah tersebut. “Dan, mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan, mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Sesungguhnya, mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui.”
Kesimpulannya:cerita Harut dan Marut yang digantung dan berbuat dosa itu adalah menyesatkan, karena ada penjelasan dari ayat Firman Allah yang membantu dan mementah riwayat menyesatkan yang sebenarnya berasal dari kisah Israiliyyat, atau YAHUDI.
SUMBER : http://palembang.tribunnews.com/ dan SRIPOKU.COM
                  

No comments:

Post a Comment