Popular Posts

Latest Posts

TIADA TUHAN SELAIN ALLAH





Tuesday 5 September 2017

Kata Assassin itu berasal dari Hashashin,ordo pembunuh buatan Syiah Ismailiah ???

No comments:

Hashashin atau Hashashiyyin dan Hashshashin, adalah sebuah sekte radikal dalam Islam syiah Ismailiah.Sekte ini dibentuk pada abad ke – 11 dan bertahan hingga  abad ke 13 . Kelompok ini kemudian dikenal sebagai sebuah ordo pembunuh rahasia,Sebuah reputasi yang diperoleh berkat kemahiran anggoyta-anggotanya mendapatkan akses ketarget-target politik papan atas sebelum menghabisi nyawa mereka pada tengah hari bolong. Oleh karena itu,banyak orang meyakini bahwa istilah assassin dalam bahasa inggris,yang secara harfiah berarti “pembunuh” atau “pembunuh bayaran” berasal dari nama sekte ini,yang mana tidak terlampau sulit untuk menghubungkan keduanya ,mengingat sekte ini terkenal akan kekejamannya . Markas besar Hashashin sendiri berada di Alamut,yang terletak di pegunungan Albozrz di Iran,dan dari pusat strategis ini , operasi mereka tersebar kewilayah-wilayah lain di Iran,Irak,Mesir dan Suriah.

Menjelang akhir abad ke 11 ,seorang tokoh Islam Syiah Ismailiah ,Hasan bin Sabah ,membentuk kelompok pembunuh yang semula bernama sebuah gerakan konmtra terhadap Al-Musta’li,Khalifah baru dari kekhalifahan Fathimiyah .Kekhalifahan ini telah mengalami kudeta politik ,Dimana putra Al-musta;li ,putra dari khalifah yang kesehatnnya kian memburuk ,ditunjuk sebagai pemimpin yang baru .Ahli waris tahta yang sah  ,Nizar kakak laki-laki Al-musta’li,Kemudian tewas terbunuh dalam upaya merebut kembali kekuasaan atas Kekhalifahan.Hasan adalah adik pendukung setia NIzar ,dan peristiwa ini merupakan alas an mengapa Hashasshin yang disebut Nizari.

Dalam salah satu perkembangannya sekte ini merebut Alamut. Kota ini terletak dipuncak Alah Amut,yang sebagian orang yakin berarti “sarang elang” . Alamut menjadi bukit benteng yang ideal bagi Hasan dan para penginkutnya ,dimana tersedia barak ,pusat pelatihan dan tempat persembunyian dalam satu tempat.
Selama dua abad selanjutnya ,Hashasshin mengkhususkan diri nyawa musuh-musuh  Agama dan musuh-musuh politik mereka . Pembunuhan-pembunuhan ini sering kali dilakukan di muka public,Sehingga menanamkan lebih banyak terror terhadap musuh – musuh mereka .Pembunuhan – pembunuhan yang mereka lakukan sering kali menggunakan belati ,yang kadang-kadang sudah diberi racun.

Oleh karena jumlah mereka yang teramat kurang diwilayah lawan ,sekte radikal ini cenderung mengkhususkan diri dalam operasi-operasi terselebung. “agen – agen tidur’” acap kali membaurkan diri dikota – kota dan wilayah – wilayah dari target mereka dan lambat laun secara diam- diam memasuki posisi – posisi strategis . Akan tetapi, mereka tidak selalu membunuh target – target mereka . Ada kalanya mereka memilih untuk mencoba mengancam musuh agar tunduk kepada mereka . Hal ini terkadang dilakukan dengan meletakan belati atau surat berisi ancaman diatas bantal musuh mereka. Kelompok pembunuh ini sudah ditakuti, sampai – sampai ancaman –ancaman seperti ini kerap dianggap seriua, seperti ketika Salahuddin al Ayyubi ,Sultan mesir dan suriahmembuat aliansi dengan Hashashinuntuk mencegah berbagai macam percobaan pembunuhan.


Sejarah Hashasshin diwarnai begitu banyak legenda yang oleh banyak ahli dianggap sebagai mitos belaka . Sebagai contoh, menurut cerita Marco Polo tentang sekte ini, ia menggambarkan bagaimana anggota – anggota baru di beri hashish,atau ganja ,sebagai alat pengendali.Ketika para pemuda ini tersadarkan dari pengaruh ganja tersebut ,mereka sudah dikelilingi perempuan-perempuan cantikdi taman yang banyak hiasan .
Marco polo menambahkan ,Pria – pria ini akan diberikan apapun yang mereka inginkan dan disurga yang dipicu obat – obatan terlarang ini, para pemimpin dapat memerintahkan apa saja yang mereka inginkan.Cerita tersebut membuat banyak orang percaya kalau sekte Ismailiyah ini menggunakan Ganja,tetapi kebenaran klaim ini dipertanyakan oleh para cendekiawan. Kendati demikian,sebagian orang masih berspekulasi apakah kata hashish atau disebut juga hash,yang merupakan produk ganja ,berasal dari nama kelompok ini


Continue Reading...

Friday 1 September 2017

PAKAIAN ADAT SAUDARA KITA DARI UJUNG TIMUR,PAPUA INDONESIA

No comments:
Di antara 34 pakaian adat tradisional dari provinsi yang ada di Indonesia, pakaian adat Papua adalah salah satu yang paling unik dan menarik. Pakaian ini dikatakan unik karena memiliki model dan desain yang etnik. Selain itu, cara pembuatannya yang masih sangat sederhana dari bahan-bahan alami tanpa sentuhan modernisasi juga menambah kekhasannya tersendiri dibanding pakaian adat daerah lain di Nusantara. Nah, pada kesempatan artikel kali ini admin akan membahas tentang pakaian adat papua tersebut lengkap dengan aksesoris dan nilai-nilai filosofisnya. Bagi Anda yang ingin mengenali lebih jauh tentang kebudayaan suku Asmat, Biak, Dani, Kamoro, Korowai, Sentani, dan Waropen khas masyarakat Papua, silakan simak pembahasan berikut. Pakaian Adat Papua Secara umum, masyarakat Papua hidup di daerah-daerah yang terisolir. Mereka menyebar di dalam penjuru hutan membentuk komunitas adat secara terpisah. Karena hal ini berlangsung sejak zaman dahulu, perkembangan modernisasi sangat lambat di Papua. Hal ini berimplikasi pada pemenuhan kebutuhan hidup mereka yang serba mengandalkan alam, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan sandang.



Dalam pemenuhan kebutuhan akan sandang, hubungan erat masyarakat Papua dan alam dapat dilihat dari pakaian adat tradisional yang mereka kenakan. Pakaian adat Papua dan aksesorisnya secara keseluruhan terbuat dari 100% bahan alami dengan cara pembuatan yang sangat sederhana. Berikut ini penjelasan dari pakaian-pakaian tersebut. 1. Koteka Koteka adalah sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (biji dan daging buah) dibuang. Labu air yang tua dipilih karena cenderung lebih keras dan lebih awet dibanding labu air muda, sementara pengeringan dilakukan agar koteka tidak cepat membusuk.




Koteka digunakan sebagai pakaian sehari-hari maupun sebagai pakaian saat melakukan upacara adat dengan cara diikat ke pinggang menggunakan seutas tali sehingga ujung koteka mengacung ke atas. Khusus untuk yang dikenakan saat acara adat, koteka yang digunakan biasanya berukuran panjang serta dilengkapi dengan ukiran-ukiran etnik. Sementara untuk yang dikenakan saat bekerja dan aktivitas sehari-hari koteka yang digunakan biasanya lebih pendek.



Di antara jenis pakaian adat Papua lainnya, koteka menjadi yang paling populer, bahkan bagi masyarakat dunia. Turis-turis yang datang ke Papua biasanya akan membeli koteka dan menjadikannya sebagai cendera mata khas Papua. 2. Rok Rumbai Jika para pria mengenakan koteka, maka para wanita Papua akan mengenakan rok rumbai. Rok rumbai adalah pakaian adat Papua berupa rok yang terbuat dari susunan daun sagu kering yang digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah. Dalam beberapa kesempatan, selain dikenakan wanita, rok rumbai juga bisa dikenakan para pria. Rok rumbai umumnya akan dilengkapi dengan hiasan kepala dari bahan ijuk, bulu burung kasuari, atau anyaman daun sagu. 



Baik saat menggunakan koteka maupun rok rumbai, orang Papua pada umumnya tidak akan menggunakan baju atasan seperti orang-orang suku lain yang menggunakan pakaian adatnya. Orang papua hanya akan menyamarkan tubuh bagian atasnya menggunakan lukisan-lukisan atau tatto yang dibuat dari tinta alami. Motif tatonya sendiri sangat beragam. Namun umunya tidak jauh dari bentuk flora dan fauna khas Papua.


3. Perlengkapan Lain Pakaian Adat Papua Selain koteka dan rok rumbai, orang-orang suku asli Papua juga mengenal aksesoris lain yang digunakan untuk mempercantik penampilannya saat mengenakan pakaian adat. Pelengkap pakaian adat Papua tersebut misalnya manik-manik dari kerang, taring babi yang dilekatkan di antara lubang hidung, gigi anjing yang dikalungkan di leher, tas noken (tas dari anyaman kulit kayu untuk wadah umbi-umbian atau sayuran yang dikenakan di kepala), serta senjata tradisonal adat Papua yaitu berupa tombak, panah, dan sumpit.


Demikianlah sekilas pembahasan mengenai pakaian adat Papua dan penjelasannya. Kekayaan budaya bumi cendrawasih ini tentu sangat menarik dan berbeda. Mari kita kenal dan lestarikan budaya ini agar tidak punah tergerus arus modernisasi. Semoga bermanfaat.


Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Continue Reading...

Thursday 2 June 2016

Abu Ali Umari sang Mujahid sekaligus Mantan Syiah

No comments:
Abu Ali Umari, begitu orang mengenalnya. Ia juga pernah disebut dengan Abu Ali Alawi karena memang dia adalah pengikut Syiah Alawiyah. Waktu masih memeluk Syiah, ia adalah seorang tentara dan berada di divisi tank sebagai seorang pengemudi.
Abu Ali berasal dari provinsi Homs dan kisahnya ini diceritakan oleh Abu Mus’ab Al-Anshory kepada koresponden arrahmah.com di tanah Syam.
Kisah hijrah Abu Ali Umari berawal saat ia tertangkap oleh Mujahidin Jabhah Nushrah yang melancarkan penyerangan ke markas tentara rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad di mana ia ditugaskan. Dalam serangan itu, Abu Ali ditangkap dan ditahan oleh Mujahidin. Dengan dakwah sunnah secara intensif dari pihak rehabilitasi penjara, akhirnya Abu Ali tersadar dan dengan sukarela menyatakan bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang haq
Setelah melihat kelakuan baiknya dan keinginannya yang kuat untuk mendalami Al-Qur’an dan Sunnah selama berada di dalam tahanan Mujahidin, akhirnya ia dibebaskan dan ia memilih bergabung dan berperang di sisi Mujahidin daripada kembali ke keluarganya yang masih menjadi penganut Alawiyah.
Abu Ali Umari dikenal sebagai sosok yang ramah dan suka bercanda, namun perilakunya juga sedikit kasar karena memang latar belakangnya adalah Alawiyah yang sejak revolusi Suriah meletus, orang-orang Alawiyah dikenal sebagai orang yang kejam di barisan pasukan rezim Asad.
Setelah bergabungnya Abu Ali dalam barisan Mujahidin di divisi lapis baja pasca penaklukan kota Idlib, ia memilih duduk sebagai pengemudi tank T-72 buatan Rusia.
Penyerangan bukit Hamra
Satu dari banyak hal yang diingat dari kisah Abu Ali Umari adalah saat ingin melakukan penyerangan di bukit Hamra, pedesaan timur provinsi Hama yang penduduknya mayoritas pemeluk Syiah. Saat itu ia berada dalam satu tank bersama dua orang lainnya yang berposisi sebagai gunner dan observer yang sekaligus penembak senapan mesin doshka dengan kaliber 12,7×108 mm.
Sebelum penyerangan dimulai, Abu Ali melontarkan candaan sambil terus tersenyum kepada rekan-rekannya.
“Hai Abu Mus’ab, kita akan menyerang orang-orang Alawiyin, jika nanti kita sudah sampai di tengah-tengah mereka, saya akan tembak kalian berdua dari dalam (sambil memperagakannya) lalu saya akan turun dari tank dan melambaikan tangan kepada kalian,” ujar Abu Mus’ab Al-Anshory mengikuti ucapan Abu Ali saat itu, kepada koresponden arrahmah.com.
Mereka tertawa bertiga, lalu membalas candaaan Abu Ali.
“Bagaimana jika setelah itu para tentara Syiah akan menangkap dan membunuhmu?”
Abu Ali saat itu menjawab: “Aku akan mengaku kalau aku adalah seorang Alawiy dan aku mengerti kebiasaan dan lahjah (gaya bicara) mereka, mereka tidak akan menangkapku.”
Mendengar jawaban tersebut, ketiganya kembali tertawa lalu terdiam sejenak. Setelah itu Abu Ali dengan ringan mengatakan: “Jangan takut saudaraku, aku mencintai kalian karena Allah, dengan pertolongan Allah kita akan hancurkan mereka semua.”
Lalu ketiganya bertakbir dan berpelukan serta saling mendoakan.
Abu Ali Umari dan timnya. (Foto: Dokumen arrahmah.com)
Abu Ali Umari dan timnya. (Foto: Dokumen arrahmah.com)
Saat itu setelah komandan tertinggi penyerangan mengambil keputusan, tank T-72 yang dikendarai abu Ali tidak menjadi tank yang berada di depan, melainkan tank cadangan yang berada di belakang bersama beberapa kendaraan tempur infanteri BMP.
“Saya pribadi tidak bisa mengungkapkan bagaimana campur aduknya perasaan hati saya saat itu, sedih dll bercampur menjadi satu karena tim kami tidak terpilih menjadi tank penyerang pertama, melainkan hanya sebagai tim cadangan jika ada masalah pada tank lainnya,” ungkap Abu Mus’ab.
Sore itu cuaca seperti mendukung penyerangan oleh Mujahidin, langit sedikit mendukung dan gerimis ringan pun turun membasahi bumi.
Setelah persiapan, tim penyerang pun berangkat dan menempuh jarak sekitar 4 kilometer menuju posisi tentara Syiah dengan medan yang gersang dan sedikit bergurun. Untuk melindungi tim penyerang hingga sampai di posisi paling dekat dengan pasukan rezim Asad, tembakan perlindungan pun dilancarkan dengan berbagai macam senapan mesin berat hingga meriam mulai dari kaliber 37 dan 57 mm, mortar serta tembakan tank T-55 dan T-62 dengan kaliber 100 mm dan 115 mm.
Qadarullah saat itu serangan tidak mengalami keberhasilan dan pasukan ditarik mundur ke titik awal.
Penyerangan di Kafraya dan Fuaa
Kisah lainnya yang dikenang dari Abu Ali Umari adalah saat ia kembali dipilih menjadi pengemudi tank T-72 yang akan menyerang ke posisi Syiah di desa Kafraya dan Fuaa.
Setelah mendapat komando untuk menyerang, Abu Ali langsung tancap gas dan tank-nya pun melaju dengan kencang, saat itu Abu Ali sangat bersemangat untuk memporak-porandakan pertahanan para Syiah hingga ia tidak lagi menunggu-nunggu gunner-nya untuk menembak doshma-doshma (bunker) pertahanan para tentara Syiah.
Ia menggilas dan menabrak semua doshma yang ada di depannya, hingga banyak dari tentara Syiah yang mati terhimpit di dalam doshma-doshma mereka.
Abu Ali bersama tank-nya terperosok ke sebuah parit yang dalam yang sebelumnya telah di gali oleh para tentara Syiah dan ditutupi sedemikian rupa hingga sulit membedakan nya. Abu ali terus mencoba memaksa tank-nya agar bisa naik dari parit yang dalam tersebut, karena parit itu cukup dalam akhirnya Abu Ali Umari tidak bisa menggerakkan tank-nya.
Ditengah-tengah posisi musuh Abu Ali tidak kehabisan akal, ia timnya keluar meninggalkan tank, berbekal senapan serbu otomatis dan beberapa magazine peluru di rompinya, Abu Ali dan timnya maju menyerang musuh sambil bertakbir.
Sambil menunggu pasukan bantuan datang Abu Ali dan rekan-rekannya terlibat dalam baku tembak yang sengit dengan tentara Syiah, namun itu tidak menyurutkan semangat tempur mereka. Setelah pasukan bantuan datang dan kekuatan baku tembak sedikit berimbang, sebuah peluru mortar dengan kaliber yang tidak terlalu besar, sekitar 60 mm, jatuh sangat dekat dengan Abu Ali Umari, saat itu para pejuang mengira Abu Ali telah syahid, setelah tim medis pasukan mengevakuasinya ke rumah sakit lapangan, ternyata Abu Ali hanya pingsan dan mengalami sedikit luka akibat pecahan peluru mortar.
Alhamdulillah penyerangan kali itu berhasil cukup baik sehingga posisi Mujahidin menjadi sangat dekat dengan pusat kota Kafraya dan Fuaa.
Penyerangan desa Khontuman, Aleppo selatan
Penyerangan kali itu, Abu Ali bersama timnya kembali terpilih sebagai tank penyerang, yang akan menyerang posisi tentara koalisi Syiah internasional yang berusaha maju dari arah desa Khontuman, Aleppo selatan.
Setelah tembakan-tembakan tamhid (cover) dilancarkan dari senjata-senjata berkaliber besar serta meriam-meriam kelas berat buatan mujahidin yang terdiri dari mortar, meriam jahannam dan roket fiil(gajah), Abu Ali dan tank lainnya pun maju menyerang.
Dengan pertolongan Allah, penyerangan kali itu cukup mudah. Meskipun tentara Syiah di bantu oleh serangan udara dari pesawat-pesawat tempur koalisi mereka, namun dengan pertolongan Allah semua itu tidak mampu menghentikan penyerangan Mujahidin. Banyak tentara Syiah Iran yang mati dalam pertempuran itu dan sebagian lainnya lari meninggalkan desa Khontuman.
Mujahidin memperoleh ghanimah yang banyak berupa kendaraan-kendaraan tentara Syiah serta persenjataan yang banyak yang mereka tinggalkan. Setelah memperoleh kemenangan, takbir para mujahidin bergema di seluruh lokasi peperangan, Allahuakbar!
Gugurnya Abu Ali Umari
Dua hari setelah penyerangan di desa Khontuman, panglima tertinggi memutuskan untuk melanjutkan penyerangan terhadap posisi tentara koalisi Syiah internasional yang mundur ke arah selatan kota Aleppo, agar mereka kewalahan dan tidak punya banyak waktu untuk menyusun strategi pertahanan.
Setelah selesai menunaikan sholat Subuh berjama’ah, Abu Ali Umari dan rekan-rekannya saling berpelukan dan saling mendoakan, lalu pergi memacu tank-nya bergerak ke titik paling depan dari posisi ribath Mujahidin yang akan di jadikan titik tolak penyerangan.
Cuaca di pagi hari itu masih sedikit gelap, di tengah perjalanan melewati medan yang sedikit terbuka, dan mungkin juga wilayah tersebut telah di pantau terus menerus oleh para tentara Syiah, tiba-tiba sebuah guided missile anti-tank buatan Rusia meluncur dari arah kota menghantam tank Abu Ali Umari, ledakan api besar terlihat jelas dari kejauhan.
“Berangkat dari disiplin ilmu yang telah di pelajari di divisi lapis baja, ketika sebuah roket anti-tank menghantam, para awak di dalam tank hanya mempunyai waktu kurang dari 10 detik untuk keluar meninggalkan tank sebelum panasnya api dari ledakan membakar peluru-peluru di dalam tank dan meledakkannya,” ungkap Abu Mus’ab.
Abu Ali dan timnya segera bergegas keluar meninggalkan tank, saat itu para awak tank tidak mengalami luka sedikitpun, kecuali Abu Aliyang mengalami sedikit luka ringan, setelah berhasil turun dari tank dengan sedikit sempoyongan Abu Ali dan tim berusaha mencari tempat perlindungan agar aman dari tembakan berikutnya.
Namun, tentara Syiah melanjutkan tembakan dengan menghujani posisi Abu Ali dan timnya dengan berbagai macam tembakan dari mortir, rojamat (termobaric misil) dan senjata lainnya sehingga membakar dan menghanguskan lokasi Abu Ali dan timnya hingga radius ratusan meter.
Qadarullah, dengan begitu banyaknya tembakan ke arah Abu Ali, menjadi sebab Allah memilih Abu Ali Umari sebagai syuhada (In syaa Allah). Pada pagi hari itu dia kembali menghadap Rabbal’alamin.
Setelah tembakan mereda, Mujahidin berupaya mencari Abu Ali Umari. Mereka menemukan jasad Abu Ali tergeletak tidak jauh dari tank.
Mengingat banyaknya tembakan ke arah tim tersebut, tidak mungkin tubuh manusia bisa tetap utuh, pasti akan tercerai-berai. Namun karena kuasa Allah, jasad Abu Ali Umari tetap utuh dan hanya mengalami sedikit luka bakardi beberapa bagian tubuhnya.
Selamat jalan wahai pejuang yang mulia, semoga Allah, menerima amal ibadah jihadmu, dan menempatkanmu di barisan para Syuhada‘ di surga firdaus yang tertinggi. Aamiin.
SUMBER : www.arrahmah.com
Continue Reading...

Saturday 21 May 2016

Keutamaan Bulan Sya'ban

No comments:
Banyak di antara kaum muslimin yang terjebak dalam amalan-amalan bid’ah di bulan Sya’ban ini karena mereka mengamalkan hadits-hadits yang statusnya lemah, lemah sekali dan bahkan palsu. Padahal terdapat banyak hadits shahih yang menjelaskan dengan rinci bagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan yang mulia ini.
Berikut ini kami sampaikan sekelumit tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam mengisi bulan Sya’ban dan beberapa persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan. Semoga bermanfaat dan selamat menikmati.

Bulan puasa sunnah

Bulan Sya’ban adalah bulan yang disukai untuk memperbanyak puasa sunah. Dalam bulan ini, Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah. Bahkan beliau hampir berpuasa satu bulan penuh, kecuali satu atau dua hari di akhir bulan saja agar tidak mendahului Ramadhan dengan satu atau dua hari puasa sunah. Berikut ini dalil-dalil syar’i yang menjelaskan hal itu:
عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْ: وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ
Dari Aisyah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa sunah melebihi (puasa sunah) di bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156)
Dalam riwayat lain Aisyah berkata:
كَانَ أَحَبُّ الشُّهُورِ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَصُومَهُ شَعْبَانَ، ثُمَّ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ
“Bulan yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW untuk berpuasa sunah adalah bulan Sya’ban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan.” (HR. Abu Daud no. 2431 dan Ibnu Majah no. 1649)
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ : مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ إِلَّا شَعْبَانَ وَرَمَضَانَ
Dari Ummu Salamah R.A berkata: “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya’ban dan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi no. 726, An-Nasai 4/150, Ibnu Majah no.1648, dan Ahmad 6/293)
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani menulis: “Hadits ini merupakan dalil keutamaan puasa sunah di bulan Sya’ban.” (Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari)
Imam Ash-Shan’ani berkata: Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengistimewakan bulan Sya’ban dengan puasa sunnah lebih banyak dari bulan lainnya. (Subulus Salam Syarh Bulughul Maram, 2/239)
Maksud berpuasa dua bulan berturut-turut di sini adalah berpuasa sunah pada sebagian besar bulan Sya’ban (sampai 27 atau 28 hari) lalu berhenti puasa sehari atau dua hari sebelum bulan Ramadhan, baru dilanjutkan dengan puasa wajib Ramadhan selama satu bulan penuh. Hal ini selaras dengan hadits Aisyah yang telah ditulis di awal artikel ini, juga selaras dengan dalil-dalil lain seperti:
Dari Aisyah RA berkata: “Aku tidak pernah melihat beliau SAW lebih banyak berpuasa sunah daripada bulan Sya’ban. Beliau berpuasa di bulan Sya’ban seluruh harinya, yaitu beliau berpuasa satu bulan Sya’ban kecuali sedikit (beberapa) hari.” (HR. Muslim no. 1156 dan Ibnu Majah no. 1710)
Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah salah seorang di antara kalian mendahului puasa Ramadhan dengan puasa (sunah) sehari atau dua hari sebelumnya, kecuali jika seseorang telah biasa berpuasa sunnah (misalnya puasa Senin-Kamis atau puasa Daud—pent) maka silahkan ia berpuasa pada hari tersebut.” (HR. Bukhari no. 1914 dan Muslim no. 1082)

Bulan kelalaian

Para ulama salaf menjelaskan hikmah di balik kebiasaan Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunah di bulan Sya’ban. Kedudukan puasa sunah di bulan Sya’ban dari puasa wajib Ramadhan adalah seperti kedudukan shalat sunah qabliyah bagi shalat wajib. Puasa sunah di bulan Sya’ban akan menjadi persiapan yang tepat dan pelengkap bagi kekurangan puasa Ramadhan.
Hikmah lainnya disebutkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid R.A, ia berkata: “Wahai Rasulullah SAW, kenapa aku tidak pernah melihat Anda berpuasa sunah dalam satu bulan tertentu yang lebih banyak dari bulan Sya’ban? Beliau SAW menjawab:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفِلُ النَّاسُ عَنْهُ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَال إِلى رَبِّ العَالمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ
“Ia adalah bulan di saat manusia banyak yang lalai (dari beramal shalih), antara Rajab dan Ramadhan. Ia adalah bulan di saat amal-amal dibawa naik kepada Allah Rabb semesta alam, maka aku senang apabila amal-amalku diangkat kepada Allah saat aku mengerjakan puasa sunah.” (HR. Tirmidzi, An-Nasai dan Ibnu Khuzaimah. Ibnu Khuzaimah menshahihkan hadits ini)

Bulan menyirami amalan-amalan shalih

Di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunah seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, shalat tahajud dan witir, shalat dhuha, dan sedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqamah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih membiasakan diri beramal sunah secara tertib dan kontinu. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya. Dengan demikian, tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.
Abu Bakar Al-Balkhi berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”
Beliau juga berkata: “Bulan Rajab itu bagaikan angin. Bulan Sya’ban itu bagaikan awan. Dan bulan Ramadhan itu bagaikan hujan.”
Barangsiapa tidak menanam benih amal shalih di bulan Rajab dan tidak menyirami tanaman tersebut di bulan Sya’ban, bagaimana mungkin ia akan memanen buah takwa di bulan Ramadhan? Di bulan yang kebanyakan manusia lalai dari melakukan amal-amal kebajikan ini, sudah selayaknya bila kita tidak ikut-ikutan lalai. Bersegera menuju ampunan Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya adalah hal yang harus segera kita lakukan sebelum bulan suci Ramadhan benar-benar datang.

Bulan persiapan menyambut bulan Ramadhan

Bulan Sya’ban adalah bulan latihan, pembinaan dan persiapan diri agar menjadi orang yang sukses beramal shalih di bulan Ramadhan. Untuk mengisi bulan Sya’ban dan sekaligus sebagai persiapan menyambut bulan suci Ramadhan, ada beberapa hal yang selayaknya dikerjakan oleh setiap muslim.

a. Persiapan iman, meliputi:

  • Segera bertaubat dari semua dosa dengan menyesali dosa-dosa yang telah lalu, meninggalkan perbuatan dosa tersebut saat ini juga, dan bertekad bulat untuk tidak akan mengulanginya kembali pada masa yang akan datang.
  • Memperbanyak doa agar diberi umur panjang sehingga bisa menjumpai bulan Ramadhan.
  • Memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban agar terbiasa secara jasmani dan rohani. Ada beberapa cara puasa sunah yang dianjurkan di bulan Sya’ban, yaitu: Puasa Senin-Kamis setiap pekan ditambah puasa ayyamul bidh (tanggal 13,14 dan 15 Sya’ban), atau puasa Daud, atau puasa lebih bayak dari itu dari tanggal 1-28 Sya’ban.
  • Mengakrabkan diri dengan Al-Qur’an dengan cara membaca lebih dari satu juz per hari, ditambah membaca buku-buku tafsir dan melakukan tadabbur Al-Qur’an.
  • Meresapi kelezatan shalat malam dengan melakukan minimal dua rakaat tahajud dan satu rekaat witir di akhir malam.
  • Meresapi kelezatan dzikir dengan menjaga dzikir setelah shalat, dzikir pagi dan petang, dan dzikir-dzikir rutin lainnya.

b. Persiapan Ilmu, meliputi:

  • Mempelajari hukum-hukum fiqih puasa Ramadhan secara lengkap, minimal dengan membaca bab puasa dalam (terjemahan) kitab Minhajul Muslim (syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi) atau Fiqih Sunnah (syaikh Sayid Sabiq) atau Shahih Fiqih Sunnah (Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayid Salim) atau pedoman puasa (Tengku Moh. Hasbi Ash-Shidiqi) atau buku lainnya.
    Laporkan iklan tak layak ⤴
  • Mempelajari rahasia-rahasia, hikmah-hikmah, dan amalan-amalan yang dianjurkan atau harus dilaksanakan di bulan Ramadhan, dengan membaca buku-buku yang membahas hal itu. Misal (terjemahan) Mukhtashar Minhjaul Qashidin (Ibnu Qudamah Al-Maqdisi) atau Mau’izhatul Mu’minin (Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi) atau buku-buku dan artikel-artikel para ulama lainnya.
  • Mempelajari tafsir ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan puasa, misalnya dengan membaca (terjemahan) Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim (Ibnu Katsir), atau Tafsir Al-Jami’ li-Ahkamil Qur’an (Al-Qurthubi), atau Tafsir Adhwa-ul Bayan (Asy-Syinqithi).
  • Mempelajari buku-buku akhlak yang membantu menyiapkan jiwa untuk menyambut bulan Ramadhan.
  • Mendengar ceramah-ceramah para ustadz/ulama yang membahas persiapan menyambut dan mengisi bulan suci Ramadhan.
  • Mengulang-ulang hafalan Al-Qur’an sebagai persiapan bacaan dalam shalat Tarawih, baik bagi calon imam maupun orang yang shalat tarawih sendirian di akhir malam (tidak berjama’ah ba’da Isya’ di masjid).
  • Mendengarkan bacaan murattal shalat tarawih para imam masjid yang terkenal keahliannya di bidang tajwid, hafalan, dan kelancaran bacaan.

c. Persiapan dakwah, meliputi:

  • Menyiapkan materi-materi untuk kultum, taushiyah, ceramah, khutbah Jum’at dan dakwah bil lisan lainnya.
  • Membuat serlebaran, brosur, pamflet, majalah dinding, buletin dakwah dan lembar-lembar dakwah yang mengingatkan kaum muslimin tentang tata cara menyambut Ramadhan.
  • Mengikuti kultum, ceramah-ceramah, dan pengajian-pengajian yang diadakan di sekitar kita (lingkungan masjid, tempat kerja, tempat belajar-mengajar) baik sebagai pemateri atau peserta sebagai bentuk persiapan dan pembiasaan diri untuk mengikuti kegiatan serupa di bulan Ramadhan.
  • Mengadakan pesantren kilat, kursus keislaman, islamic study dan acara-cara sejenis.

d. Persiapan Keluarga, meliputi:

  • Menyiapkan anak-anak dan istri untuk menyambut kedatangan Ramadhan dengan mengenalkan kepada mereka persiapan-persiapan yang telah disebutkan di atas.
  • Membiasakan mereka untuk menjaga shalat lima waktu, shalat sunnah Rawatib, shalat dhuha, shalat malam (tahajud dan witir), dan membaca Al-Qur’an.
  • Memberikan taushiyah /kultum harian jika memungkinkan.
  • Meminimalkan hal-hal yang melalaikan mereka dari amal shalih di bulan Sya’ban dan Ramadhan, seperti musik-musik dan lagu-lagu jahiliyah, menonton TV, dan kegiatan-kegiatan lain yang tidak membawa manfaat di akhirat.
  • Menyisihkan sebagian pendapatan untuk sedekah di bulan ini dan bulan Ramadhan.

e. Persiapan Mental

  • Menyiapkan tekad yang kuat dan sungguh-sungguh untuk:
  • Membuka lembaran hidup baru dengan Allah SWT, sebuah lembaran putih yang penuh dengan amal ketaatan dan berisi sedikit amal-amal keburukan
  • Membuat hari-hari kita di bulan Ramadhan tidak seperti hari-hari kebiasaan kita di bulan lain yang penuh dengan kelalaian dan kemaksiatan
  • Meramaikan masjid dengan melakukan shalat lima waktu secara berjama’ah di masjid terdekat dan menghidupkan sunah-sunah ibadah yang telah lama kita tinggalkan, seperti: bertahan di masjid ba’da Subuh sampai terbitnya matahari untuk dzikir, tilawah Al-Qur’an, atau belajar-mengajar; hadir di masjid sebelum adzan dikumandangkan; bersegera ke masjid untuk mendapatkan shaf awal; menunggu kedatangan imam dengan shalat sunnah dan niat I’tikaf; dst.
  • Membersihkan puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya, seperti bertengkar, sendau gurau dan perbuatan-perbuatan iseng yang sekedar untuk mengisi waktu tanpa membawa manfaat akhirat sedikit pun (main catur, main kartu, nongkrong bareng sambil menyanyi dan main gitar; dst)
  • Menjaga dan membiasakan sikap lapang dada dan pemaaf
  • Beramal shalih di bulan Ramadhan dan memulai banyak niat sedari sekarang. Seperti; niat bertaubat, niat membuka lembaran hidup baru dengan Allah, niat memperbaiki akhlak, niat berpuasa ikhlas karena Allah semata, niat mengkhatamkan Al-Qur’an lebih dari sekali, niat shalat tarawih dan witir, niat memperbanyak amalan sunah, niat mencari ilmu, niat dakwah, niat membantu menolong dan menyantuni sesama muslim yang membutuhkan, niat memperjuangkan agama Allah, niat umrah, niat jihad dengan harta, niat I’tikaf; dst)

f. Persiapan Jihad melawan hawa nafsu

  • Mengekang hawa nafsu dari kebiasaan-kebiasaan buruk dan keinginan hidup mewah, boros, kikir, dan menikmati makanan-minuman yang lezat atau pakaian yang baru di bulan Ramadhan
  • Membiasakan lisan untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik dan bermanfaat; mencegahnya dari mengucapkan perkataan-perkataan keji, jorok, menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan yang tidak membawa manfaat di akhirat
  • Mencegah hawa nafsu dari keinginan untuk melampiaskan kemarahan, kesombongan, penyimpangan, kemaksiatan dan kezaliman
  • Membiasakan diri untuk hidup sederhana, ulet, sabar, dan sanggup memikul beban-beban dakwah dan jihad di jalan Allah
  • Melakukan muhasabah (introspeksi) harian dengan membandingkan antara program-program persiapan di atas dan tingkat keberhasilan pelaksanaannya.
Inilah sekelumit amalan sunnah di bulan Sya’ban dan persiapan yang selayaknya dilakukan oleh kaum muslimin dalam rangka menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan.
Semoga kita termasuk golongan yang bisa berniat, berucap, dan berbuat yang terbaik di bulan Sya’ban dan Ramadhan yang akan datang. Hanya kepada Allah SWT kita memohon petunjuk dan pertolongan.
Wallahu a’lam bish shawab..

SUMBER : http://www.arrahmah.com/

Continue Reading...

Tuesday 17 May 2016

SYIAH BUKAN ISLAM, TAPI AGAMA BARU

No comments:

Peneliti Syi’ah dari Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) Surabaya, Kholili Hasib, M.A mengungkapkan 35 point tentang Syiah bukan Islam.
  1. Syiah bukan Islam – sebelum membahas kekeliruan Syiah harus kita  pahami dahulu bahwa Syiah Indonesia adalah Syiah Itsna Asyariah bukan Zaidiyah.
  2. Syiah bukan Islam – Syiah Itsna Asyariyah adalah Syiah yang percaya 12 Imam atau disebut Imamiyah. Syiah ini yang mayoritas ada di dunia  termasuk rezim yang berkuasa di Iran.
  3. Syiah bukan Islam – Syiah Imamiyah inilah yang disebut Rafidhah. Karena mereka mencaci bahkan mengkafirkan para sahabat Nabi. Syiah Zaidiyah bukan Rafidah karena tidak mencaci sahabat.
  4. Syiah bukan Islam – Ciri khas utama Syiah ada dua yakni kultus berlebihan pada Ali serta keturunannya dan pelecehan terhadap sahabat Nabi.
  5. Syiah bukan Islam – Saya menyimpulkan dua ciri khas utama itu adalah wordlview-nya Syiah. Semua aspek dalam agama pasti berpangkal pada dua hal tsb.
  6. Syiah bukan Islam – Silahkan yang mau membuktikan pemikiran Syiah tentang al-Qur’an, hadits, politik, fiqih diasaskan oleh kultus Ali dan benci kepada para sahabat.
  7. Syiah bukan Islam – Konsep ketuhanan juga dipengaruhi ideologi kultus imamah. Konsep ke esa an Syiah berbeda dengan konsep ke esa an dalam Islam
  8. Syiah bukan Islam – Kitab al-Kafi-kitab hadits syiah yang utama menjelaskan bahwa yg dimaksud musyrik adalah menyekutukan imam Ali dengan imam yg lain.
  9. Syiah bukan Islam – Lebih jelas lagi dalam kitab Bihar al-Anwar,kitab rujukan Syiah, yg mengatakan “Siapa saja tidak percaya Ali adalah Imam pertama adalah kafir.”
  10. Syiah bukan Islam – Jadi yang dimaksud syirik bagi Syiah bukan sekedar menyekutukan Allah tapi juga menyekutukan Ali dalam hal kepemimpinan.
  11. Syiah bukan Islam – Jadi syiah itu sejatinya golongan takfiriyah yang sebenarnya. Mengkafirkan kaum muslimin karena tidak mengangkat Ali sebagai imam pertama.
  12. Syiah bukan Islam – Non Syiah, orang selain Syiah mereka sebut nawashib. Sebutan hina.  Nawashib menurut imam-imam mereka halal hartanya.
  13. Syiah bukan Islam – Syiah menyesatkan para aimmatul madzahib imam madzhab  yang empat, Ahlussunnah.  Mereka disebut ahlul bid’ah, kafir dan sesat (kitab al-Syiah hum Ahlussunnah).
  14. Syiah bukan Islam – Istri tercinta Nabi,Aisyah, disesatkan. Imam Thabrasi mengatakan kemuliaan Aisyah gugur karena melawan Ali, dia ingkar kepada Allah.
  15. Syiah bukan Islam – Syiah mengkafirkan sahabat. Menurut mereka hanya 3 sahabat yang Islam yakni Abu Dzar, Salman, dan Miqdad.
  16. Syiah bukan Islam – Kenapa Syiah menghalalkan mut’ah. Lagi-lagi karena yg meriwayatkan haramnya mut’ah itu Umar bin Khattab. Karena kebenciannya itu haditsnya ditolak.
  17. Syiah bukan Islam – Kenapa Syiah menolak mushaf utsmani sebagai al-Qur’an? Karena yang menyusun itu Utsman yg mereka benci.
  18. Syiah bukan Islam – Dalam kitab Thaharah, Khomaini menyebut sahabat itu lebih jijik daripada anjing dan babi.
  19. Syiah bukan Islam – Syaikh Shoduq ulama Syiah, mengatakan darah nawasib (muslim sunni) itu halal.
  20. Syiah bukan Islam – Imam Khomaini pernah berfatwa bahwa nawasib itu kedudukannya sama dengan musuh yang wajib diperangi (ahlul harb).
  21. Syiah bukan Islam – Karena itu cara tepat mengenal Syiah itu dengan menelaah kitab-kitab induk mereka. Karena itu ajaran mrk sesungguhnya.
  22. Syiah bukan Islam – Jangan terkecoh dengan buku-buku Syiah sekarang. Karena penuh propaganda, intrik dan pengelabuan.
  23. Syiah bukan Islam – Syiah punya rukun agama bernama taqiyah. “La dina liman la taqiyata” artinya tidak beragama yang tidak taqiyyah, disebut dalam al-kafi.
  24. Syiah bukan Islam – Karena taqiyah itu, Imam Syafii berpesan bahwa golongan yang paling banyak bohongnya itu Syiah.
  25. Syiah bukan Islam – Maka jangan heran jika mereka mengaburkan fakta-fakta Syiah Sampang. Karena itu bagian dari aqidah. Teologi kebohongan  itulah taqiyah.
  26. Syiah bukan Islam – Waspadalah Syiah punya sayap militan. Mereka pernah mau kirim relawan ke Suriah bantu rezim Asad.
  27. Syiah bukan Islam – Seorang pengurus PBNU pernah menulis, Syiah Indonesia sedang siapkan konsep imamah di Indonesia. Dalam arti mereka sedang siapkan revolusi
  28. Syiah bukan Islam – Syiah membahayakan NKRI. Ada fatwa Khomeini yang mewajibkan Syiah untuk revolusi di negara masing-masing.
  29. Syiah bukan Islam – Gerakan Syiah didukung kelompok liberal. Pokoknya segala aliran yang rusak dan sesat yang dilekatkan pada Islam didukung Syiah. Mereka sekarang bersatu.
  30. Syiah bukan Islam – visi Syiah-liberal hampir sama dalam hal pelecehan terhadap sahabat nabi dan meragukan al-Qur’an.
  31. Syiah bukan Islam – Liberal punya ideologi relativisme. Ternyata Syiah dalam kampanye gunakan ideologi tersebut untuk kelabuhi Sunni.
  32. Syiah bukan Islam – contoh relativisme Syiah adalah, kampanye Sunnah-Syiah sama saja. Sama Tuhan dan Nabinya. Ini mencontek kaum liberal.
  33. Syiah bukan Islam – Filsafatnya orang Syiah ternyata juga berujung pluralisme dan pantaeisme. FiIsalafatnya mengadopsi paripatetik.
  34. Syiah bukan Islam – Demikianlah fakta-fakta Syiah. Jika muslim anti liberal maka seharusnya juga anti Syiah. Mereka sama-sama ideologi perusak Islam.
  35. Syiah bukan Islam – Semoga kita dan keluarga kita dilindungi dari makar Syiah dan Liberal.

SUMBER : http://www.arrahmah.com/
Continue Reading...